Elektabilitas Prabowo Sandi Terus Meningkat, Ini Penyebabnya!

7 Februari 2019

Beberapa lembaga survei baru saja merilis hasil analisis terhadap elektabilitas kedua pasangan calon Capres dan Cawapres yang akan bertarung pada Pemilu 2019 nanti. Hasilnya, ternyata elektabilitas Prabowo Sandi menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Apa saja yang menyebabkan hal itu terjadi?

Elektabilitas Prabowo Sandi Terus Meningkat, Ini Penyebabnya!

Prabowo Sandi

Prabowo Sandi. Photo by CNN Indonesia

1. Debat Capres Cawapres

Salah satu hal yang menyebabkan elektabilitas dari pasangan Capres Cawapres nomor 2 meningkat adalah debat Capres Cawapres yang berlangsung pada 17 Januari 2019 lalu. Berdasarkan data dari lembaga survei LeSure, popularitas Prabowo dan Sandi naik sebesar 1% dibandingkan sebelumnya. Meski begitu, popularitas pasangan lawan juga ikut naik.

Menurut lembaga LeSure, survei yang dilakukan dengan cara menganalisa jaringan sosial media dengan metode mixed social network analysis atau SNA itu lebih mirip dengan real count yang mana kebanyakan penggunanya adalah kelompok usia 17 hingga 35 tahun atau setidaknya 52% dari total pemilih yang ada di Indonesia.

2. Blunder Kebijakan Jokowi

Selain debat Capres dan Cawapres yang berlangsung pada 17 Januari 2019 lalu, nyatanya blunder dari kebijakan Jokowi sebagai petahana juga membuat elektabilitas Prabowo dan Sandi ikut naik. Beberapa kebijakan blunder yang sempat menghebohkan dan membuat elektabilitas pasangan ini naik adalah pemberian remisi pada pelaku pembunuhan wartawan.

Selain itu, ada juga kebijakan blunder pembebasan Abu Bakar Ba’asyir yang meski tak jadi, tetap memberi pengaruh yang cukup besar. Dalam survei yang dilakukan tim internal dari TKN Prabowo Sandi, nyatanya kebijakan blunder dari petahana ini membuat elektabilitas mereka naik sekitar 2% dari sebelumnya.

3. Hoaks

Hanya saja, penyebaran hoaks yang sering digaungkan kubu ini nyatanya juga membawa pengaruh pada elektabilitas pasangan Prabowo dan Sandi. Meski kenaikannya tidak banyak atau bisa dikatakan stagnan, nyatanya hoaks yang ditimbulkan juga bisa mempengaruhi pikiran para pemilih.

Keberadaan hoaks yang sering terlontar selama kampanye Pemilu 2019 ini untungnya bisa cepat ditangani semisal hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet dan 7 kontainer kotak suara yang sudah tercoblos sehingga tidak menimbulkan kerusuhan yang parah. Dua hoaks ini memang sempat menaikkan elektabilitas Prabowo dan Sandi. Namun, turun di akhirnya.

4. Tim Pemenangan Lawan yang Reaktif

Selain itu, hal lain yang menyebabkan elektabilitas pasangan nomor urut 02 ini naik adalah dari tim pemenangan lawan yang reaktif. TKN dari pasangan lawan cenderung mulai membalas isu-isu yang dilempar lawan sehingga menyebabkan elektabilitas Jokowi dan Ma’ruf menurun pada periode Agustus hingga November 2018.

5. Strategi Kampanye

Selain itu, menurut TKN dari pasangan Prabowo dan Sandi, elektabilitas mereka naik dikarenakan strategi kampanye mereka yang berhasil. Mereka memang cenderung lebih efektif dalam menyerang petahana seperti menggunakan isu tempe setipis ATM, ekonomi, daya beli dan lainnya dan itu semua dimainkan secara masif oleh mereka.

Nah, hal ini pada akhirnya memancing kubu petahana untuk bereaksi dan melakukan blunder sehingga membuat tren elektabilitas mereka turun sementara untuk elektrabilitas dari pasangan Prabowo dan Sandi malah naik. Strategi menyerang ini memang sengaja dilakukan untuk meningkatkan elektabilitas dan kepopuleran pasangan calon nomor 02 ini.

Itulah beberapa penyebab kenapa elektabilitas dari pasangan Prabowo Sandi cenderung naik akhir-akhir ini. Anda bisa setuju dengan cara kampanye mereka, bisa juga tidak. Namun, apapun sikap Anda tentang Capres dan Cawapres yang akan bertarung di 2019 ini, baiknya Anda tetap santai. Jangan terbawa suasana dan tetap berpikiran jernih agar bisa pilih terbaik!

Bagikan MUHRID di Facebook Bagikan MUHRID di Google+