Gumoh atau Muntah? Kenali dengan Baik Gejalanya

10 Desember 2020

Memberikan ASI eksklusif kepada bayi merupakan keinginan seorang ibu. Selain memberikan ASI, ibu juga selalu ingin memberikan yang terbaik kepada anak. Salah satu hal yang bisa ibu lakukan untuk melindungi si kecil adalah dengan menggunakan Kuntoem produk harian bayi dan anak karena produk-produknya terbukti aman untuk si kecil.

Namun, ketika bayi mengeluarkan kembali ASI yang baru saja ditelan membuat ibu merasa khawatir. Bahkan menjadi panik karena beranggapan bahwa si kecil mengalami muntah padahal kondisi ini belum tentu muntah, tapi bisa saja gumoh.

Perbedaan Gumoh dan Muntah

Ilustrasi bayi sedang tidur

Apa Itu Gumoh?

Dikeluarkannya cairan seperti susu atau makanan setelah ditelan pada bayi merupakan refluks atau dikenal masyarakat Indonesia sebagai gumoh. Sebenarnya, kondisi ini termasuk wajar terjadi pada bayi, sebab pertumbuhan bayi belum sempurna. Kerongkongan bayi belum dapat berfungsi seperti orang dewasa. Selain itu, lambung bayi juga kecil.

Kondisi ini pada dasarnya tidak akan berlangsung selamanya, terutama ketika bayi sudah menginjak usia 12 bulan. Pada usia ini area pencernaan bayi telah mengalami peningkatan dan dapat melakukan fungsinya lebih baik sehingga cairan atau makanan si kecil tidak akan dikeluarkan kembali.

Bedanya Gumoh dan Muntah

Gumoh dan muntah adalah dua hal berbeda. Gumoh merupakan kondisi yang wajar pada bayi, Anda tidak usah merasa khawatir. Apalagi jika berat badan si kecil tetap naik secara normal dan susu yang keluar tidak dalam bentuk besar.

Berbeda dengan bayi muntah. Pada saat bayi muntah akan menjadi rewel dan merasa sakit. Penurunan berat badan menjadi indikasi bahwa si kecil tengah tidak sehat. Apalagi jika disertai memuntahkan banyak susu dan lemas.
Muntah pada bayi bisa disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi ibu kurang sehat sehingga mempengaruhi ASI atau sedang terkena virus dan bakteri. Bisa juga hal ini disebabkan penggunaan produk bayi yang menyebabkan alergi. Oleh sebab itu, Anda bisa mengganti produk yang digunakan dengan Kuntoem produk harian bayi dan anak.

Ciri Bayi Muntah

Apabila gumoh tidak berbahaya, maka berbeda dengan muntah pada bayi. Ketika bayi mengalami hal berikut, maka ibu perlu waspada:

  • Gumoh terjadi pada usia 6 bulan dan terus terjadi hingga usia bayi menginjak 12 bulan.
  • Frekuensi meningkat.
  • Jumlah bertambah banyak.
  • Cairan yang dikeluarkan bukan berwarna putih, api kuning atau hijau bahkan disertai warna kemerahan.
  • Berat badan menurun drastis karena bayi tidak nafsu makan.
  • Si kecil rewel, seringkali mengalami sesak, demam, dan lemas tidak bertenaga.

Cara Mengatasi Gumoh pada Bayi

Apabila si kecil mengalami gumoh, ibu bisa melakukan:

  1. Membuat posisi kepala si kecil lebih tegak saat dan sesudah menyusui. Menyusui dengan kepala lebih tinggi dari bagian tubuh bayi lainnya dapat membantu agar si kecil bisa menelan ASI dengan baik sehingga tidak dikeluarkan lagi.
  2. Berikan ASI secukupnya. Apabila si kecil sudah kenyang sebaiknya hentikan pemberian ASI, karena berpotensi dikeluarkan kembali.
  3. Apabila menggunakan dot, sesuaikan ukurannya. Jika bayi Anda masih kecil sebaiknya gunakan ukuran dot sesuai usia dan mulut si kecil.
  4. Atur posisi saat si kecil tidur. Jika si kecil tidur sesudah menyusu, maka posisikan telentang dan posisikan kepala lebih tinggi.

Nah, itu dia informasi mengenai gumoh dan perbedaannya dengan muntah. Selain menjaga agar bayi tidak mengalami gumoh atau muntah, Anda juga bisa memberikan Kuntoem Comforting Cotton Lotion yang mampu merawat kulit bayi karena diperkaya ekstrak tumbuhan alami yang bisa menjaga kelembaban kulit si kecil. Anda bisa mendapatkan Kuntoem produk harian bayi dan anak di toko online maupun offline.

Bagikan MUHRID di Facebook Bagikan MUHRID di Google+